Suka dan sering datang ke berbagai event pop culture di Indonesia, membuat saya tertarik untuk datang dan merasakan langsung atmosfer event pop culture di negara asalnya, yaitu Jepang. Dari kunjungan saya ke beberapa event di Jepang seperti Tokyo Game Show dan juga live concert di sana, saya merasakan ada empat perbedaan yang mencolok dibanding dengan event di Indonesia. Bukan masalah bintang tamu, namun lebih ke suasana yang ada. Apa saja sih perbedaannya?
1. Kebersihan equipment yang selalu dijaga
Ya, Jepang memang terkenal sebagai negara yang terobsesi sekali dengan kebersihan. Nah kebersihan ini juga mereka terapkan dalam setiap equipment-equipment di event yang pastinya selalu akan bergantian dipakai pengunjung. Misalnya saja nih di event Tokyo Game Show, di mana banyak demo game yang bisa kamu coba, dan pastinya controller dari PS4 atau PS Vita atau PSVR akan bergantian digunakan oleh pengunjung. Nah, setiap satu pengunjung selesai menggunakan, panjaga booth yang ada akan terlebih dahulu membersihkan dan mengelap controller atau PS Vita tersebut dengan kain terlebih dahulu, baru mereka akan mempersilahkan giliran antrian selanjutnya untuk bermain. Berbeda dengan di Indonesia di mana equipment tidak dibersihkan setelah dipakai satu orang.
Begitu juga dengan VR, sebelum menggunakan alat tersebut, kamu harus terlebih dahulu menggunakan facemask yang telah disesiakan sebelum memakai alat VR-nya. Kira-kira begini nih bentuk facemask-nya.
2. Antri yang super teratur
Ketika datang ke game center di Jepang, mata saya langsung tertuju dengan mesin Kancolle arcade yang memang sangat populer. Namun agak mengherankan, untuk ukuran game sepopuler itu, tidak terlihat orang bergerombol di belakangnya untuk menunggu antrian. Namun ternyata hal tersebut salah, sebab antrian untuk Kancolle arcade memang ada, namun sangat teratur sekali! Pemain yang ingin antri dipersilahkan menulis namanya di buku tamu, dan duduk sesuai dengan urutan duduk yang telah disediakan, jadi nggak bisa nih main serobot aja. Berbeda banget dengan suasana antri game arcade di Indonesia nih, yang biasanya main booking tempat karena kenal dengan yang sedang main, atau cepet-cepetan mengambil posisi jika sudah ada pemain yang terlihat akan selesai bermain. Antrian arcade di Indonesia sama sekali nggak fair, bisa saja kamu sudah antri berjam-jam duluan, tapi malah nggak dikasih main *lirik ke game Maximum Tune*
3. Antrian yang luar biasa hanya untuk memotret cosplayer!
Ini nih salah satu hal yang membuat saya cukup kaget ketika menghadiri event di Jepang. Biasanya hanya disuguhkan dengan pemandangan beberapa orang yang memotret cosplayer di Indonesia, namun jika di Jepang, bahkan untuk memotret cosplayer pun kamu harus antri!! Itu hanya untuk satu cosplayer loh, jika kamu mau foto cosplayer lain maka kamu harus antri lagi di barisan mereka. Ya, setiap cosplayer di event Jepang biasa mengambil tempat di satu spot, dan yang mau memoret mereka harus baris dan antri. Di sebelahnya biasanya juga sudah ada spot cosplayer lain, seperti yang terlihat di foto ini.
Hal tersebut membuat saya yang tadinya ingin mengambil foto banyak cosplayer high quality di event, jadi batal karena keder dengan antriannya, ditambah cuaca yang panas di outdoor.
Namun hal tersebut agak berbeda bagi cosplayer yang populer atau cakep dan diburu banyak kameko. Jika cosplayer biasa hanya memiliki antrian berupa satu garis lurus, khusus untuk tipe cosplayer populer seperti ini, biasanya sang cosplayer akan berdiri di tengah dan berpose, sementara puluhan kameko mengelilinginya dengan bentuk rombongan setengah lingkaran. Tak tanggung-tanggung, puluhan orang langsung berkerumun untuk jeprat jepret cosplayer high quality tersebut. Contohnya seperti di bawah ini nih.
4. Warna lightstick dan sorakan di konser yang sangat kompak
Ini memang salah satu hal yang membuat konser di Jepang berasa jauh lebih hidup. Setiap sang penyanyi menyanyikan sebuah lagu, penonton di Jepang biasanya langsung kompak memasang satu warna yang seragam untuk lightsticknya, berdasarkan lagu apa yang sedang dinyanyikan. Misalnya di foto di bawah ini, di mana Nana Mizuki membawakan lagu Eternal Blaze, sontak seluruh penonton konser tersebut langsung kompak mengubah warna lightstick-nya menjadi kuning dan merah, sesuai dengan image lagu Eternal Blaze.
Misalnya lagi dalam konser Walkure 1st Live yang saya datangi kemarin, ketika Nozomi Nishida alias Makina membawakan lagu solonya, maka sontak warna lightstick langsung berubah menjadi pink, sesuai dengan warna Makina, begitu juga dengan sesi solo Nao Toyama sebagai Reina di mana lightsticknya langsung seragam menjadi hijau di seluruh venue. Meski simpel, namun hal tersebut mampu memberikan suasana yang berbeda pada penonton konser dan juga pada sang artis sendiri. Tidak hanya warna lightstick, penonton di Jepang juga kompak meneriakkan sorakan yang ada di lagu-lagu tertentu, dan juga selalu datang ke konser menggunakan atribut yang bersangkutan. Terasa sekali antusiasme mereka dalam konser tersebut.
Sebenarnya masih ada perbedaan-perbedaan lainnya yang mungkin akan ditambahkan nanti jika ingat. Gimana nih pendapat kalian tentang perbedaan-perbedaan ini? Kiranya hal-hal yang baik seperti antri teratur, bisa diterapkan di Indonesia.
*some image credit to Oricon, Yayahan, Dailymail, Drift Doctor, Rocketnews, Kotaku